Rabu, 20 Februari 2013

                                BAB 3
                          KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL


Standar Kompetensi     :     6. Mendeskripsikan kelompok social dalam masyarakat mulikultural
Kompetensi Dasar        :     6.1 Mendeskripsikan berbagai kelompok social dalam masyarakat mulikultural
        6.2 Mendeskripsikan perkembangan kelompok social dalam masyarakat mulikultural
        6.3 Mendeskripsikan keanekaragaman kelompok social dalam masyarakat mulikultural
Tujuan Kegiatan Belajar     :

A.     KELOMPOK SOSIAL DAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL
Manusia dikenal sebagai makhluk sosial yang pada prinsipnya hidup berkelompok baik di lingkungan maupun di masyarakat. Keberadaan ini merupakan proses untuk berinteraksi atau berhubungan dengan yang lain. Dalam ilmu sosiologi kelompok sosial sering juga disebut dengan kerumunan yang dapat diartikan sebagai individu-individu yang berada pada tempat yang sama. Akan tetapi tetaplah ada perbedaan antara kerumununan dengan kelompok sosial.
Perbedaan antara kelompok sosial dengan kerumunan tersebut dibawah ini adalah :
Kelompok sosial                    Kerumunan
1. Bersifat tetap             1. Bersifat sementara
2. Memiliki tujuan sama         2. Tujuan berbeda
3. Interaksi jelas dan terfokus         3. Interaksi tidak terfokus
4. Mengarah pada pembentukan         4. Tidak mengarah pada pembentukan Masyarakat

Di dalam kelompok sosial terdapat bermacam macam suku bangsa, ras, agama dan budaya sehingga terbentuklah masyarakat multikultural. Kata MASYARAKAT MULTIKULTURAL dapat kita pilah menjadi tiga kata yaitu :
a. Masyarakat
Artinya adalah sebagai satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh rasa identitas bersama.
b. Multi
Berarti banyak atau beraneka ragam
c. Kultural
Berarti Budaya
Masyarakat Multikultural adalah kesatuan manusia atau individu yang memiliki beraneka ragam budaya. Oleh karena itu dalam masyaarakaatterdapat beranekaragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-beda.
Berikut ini pandangan ahli sosiologi tentang masyarakat multikultural
J.S FURNIVALL
Masyarakat multikultural terbentuk oleh dua atau lebih komunitas (kelompok), mereka ini secara budaya dan ekonomi terpisah satu sama lain. Struktur kelembagaan yang terdapat di dalam kelompok tersebut berbeda satu dengan lain.
NASIKUN
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang menganut banyak nilai. Hal ini terbentuk karena kelompok sosial yang ada di dalamnya memiliki sistem nilai tersendiri.
PIERRE L. VAN DE BERGHE
Masyarakat multikultural memiliki karakteristik sebagai berikut ini
a. Memiliki sub kebudayaan
b. Struktur sosial yang terbentuk rawan terjadi konflik
c. Integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi
CLIFFORT GEERTZ
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memiliki ikatan-ikatan primordialitas. Ikatan ini kemudian berkaitan erat dengan label yang diberikan oleh individu/kelompok lain, dengan demikian setiap individu/kelompok memiliki karakter yang berbeda dengan yang lain.
Keaneka ragaman dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini :
1. Memiliki lebih dari subkebudayaan.
2. Membentuk sebuah struktur sosial.
3. Membagi masyarakat menjadi dua pihak, yaitu pihak yang mendominasi dan yang terdominasi.
4. Rentan terhadap konflik sosial.
Dalam Masyarakat multikultural akan dijumpai perbedaan-perbedaan yang merupakan bentuk keanegaragaman seperti budaya, ras suku, agama. Dalam masyarakat multi kultural tidak mengenal perbedaan hak dan kewajiban antara kelompok minoritas dengan mayoritas baik secara hukum maupun sosial. Kelompok sosial memiliki hubungan erat dengan masyarakat multikultural yaitu hubungan
1.    Kelompok sosial sebagai unsur pembentuk masyarakat multikultural.
    Macam-macam kelompok sosial belum tentu membentuk sebuah masyarakat multikultural, namun demikian masyarakat multi kultural tidak akan terwujud tanpa adanya kelompok sosial. Kelompok sosial dikatan sebagai salah satu unsur pembentuk masyarakat multikultural.
2. Kelompok sosial sebagai dinamisator masyarakat multikultural
    Urutan terbentuknya masyarakat multikultural adalah sebagai berikut;
    a. Individu
    b. Kelompok sosial
    c. Masyarakat
    d. Masyarakaat multikultural
    Dari urutan tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial merupakan unsur pembentuk masyarakat multikultural. Konflik pada mayarakat multukultural dapat saja terjadi karena didalamnya terdiri beranekaragam perbedaan akan tetapai hal ini dapat dicegah dengan cara masing-masing saling menjaga diri maupun menghargai.
3.     Kelompok sosial sebagai pengikat masyarakat multikultural
Untuk mempertahankan masyarakat multikultural yang sudah baik perlu dibuat pengikat individu maupun kelompok agar tetap tejaga dengan baik. Pengikat hanya dapat dilakukan dengan bentuk loyalitas angota kelompok tersebut.

B. MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI INDONESIA
    Masyarakat indonesia yang memiliki beraneka ragam budaya, bangsa, ras, suku, agama dan adat istiadat maka hal ini mejadi modal terbentuknya masyarakat multikultural.
1.     Faktor penyebab timbulnya masyarakat multikultural di Indonesia
    Timbulnya masyarakat multikultural di Indonesia dianalisa sebagai dampak dari adanya
    a. Keanekaragaman Ras.
    Ras didasarkan pada adanya kesamaan ciri-ciri fisik yang melekat pada seseorang yang membedakan satu orang dengan orang lainnya :
    Ada tiga ras yang dapat kita sebutkan yaitu
    1. Ras Mongoloid
    Memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini
    - Kulit berwarna kuning sawo matang
    - Rambut lurus
    - Bulu badan sedikit
    - Mata sipit
    Mis : Orang Jawa dan Cina
    2. Ras Kaukasoid
    Memiliki ciri-ciri berikut ini
    - Hidung mancung
    - Kulid putih
    - Rambut pirang sampai coklat
    - Kelopak mata lurus
    Mis : Keturunan Portugis di Aceh
    3. Rasa Negroid
    Memiliki ciri-ciri sebagai berikut
    - Rambut keriting
    - Kulid hitam
    - Bibir tebal ddan kelopak mata lurus
    Mis : Orang Papua
    b. Keanekaragaman suku bangsa
    Di indonesia banyak dijumpai beranekaragaman suku bangsa. Suku bahasa ditandai dengan adanya persamaan daerah, bahasa, Dan adat istiadat yang sering juga disebut sebagai Etnis yang menjadikan bentuk masyarakat multikultural. Mis ; Etnis Jawa, Sunda, Bali, Batak, Dayak dst
    c. Keanekaragaman golongan.
    Golongan didasarkan pada persamaan tujuan atau kepentingan, sedangkan di Indonesia terdiri dari beranekaragam golongan yang membentuk masyarakat multikultural.
    Mis : Golongan Pejabat, Golongan Pengusaha, Partai XYZ
    d. Keanekaragaman agama dan kepercayaan
    Agama didasarkan pada apa yang disampaikan tuhan kepada manusia berupa kitap suci yang dijadikan panduan hidup manusia dalam bermasyarakat, & dalam hubungannya dengan tuhan. DiIndonesia dikenal agama yang diakui yaitu : Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.
    Disamping itu juga berkembang kepercayaan yang didasarkan pada pemaknaan hidup manusia terhadap alam semesta yang menghasilkan pemikiran-pemikiran berupa filsafat, animisme, dinamisme. 

2.     Karakteristik masyarakat multikultural di Indonesia
    Konflik terjadi karena adanya perbedaan yang dapat kita lihat dari masyarakat multikultural termasuk di Indonesia. Hal ini sering kita lihat adanya konflik baik di daerah maupun di perkotaan. Masyarakat indonesia dapat dikatan sebagai masyarakat mutikultural yang belum sempurna, hal ini dapat kita lihat dari beberapa hal yaitu :
    a. Masih terdapat dominasi satu kelompok atas kelompok lainnya
    b. Struktur sosial yang ada lebih banyak menguntungkan pihak yang mendominasi
    c. Konflik sosial yang muncul masih sering berlanjut dengan kekerasan
        Masalah yang muncul dalam masyarakat multikultural adalah sebagai berikut ;
    a. Masalah Kultural
    1. Loyalitas yang berlebihan
    Mementingkan diri sendiri/kelompok secara berkelebihan secara membabi buta, akibatnya akan menghambat penyatuan dengan kelompok lain.
    2. Etnosentris
    Pandangan yang menganggap rendah kebudayaan dari kelompok lain.
    3. Eksklusivisme
    Sikap enggan berinteraksi dengan kelompok lain. Hal ini menjadikan sikap tertutup.
    b. Masalah Struktural
    Biasanya hal ini menyangkut masalah kondisi politik dan ekonomi. Kondisi politik yang tidak demokratis membuat masyarakat ekonomi lemah akan semakin tersudut dan pemerintahnya memerintah secara otoriter. Sementara itu, struktur pemerintahan kapitalistik cenderung melahirkan pengusaha yang menjalin hubungan kolusi dengan pejabat.
    Sementara dalam masyarakat yang demokratis dengan ekonomi yang sehat hal ini bisa ditekan bahkan bisa menghasilkan Integrasi Nasional.

C. KEANEKARAGAMAN KELOMPOK SOSIAL
    Kelompok sosial yang ada pada masyarakat multikultural bermacam-macam. Berikut ini adalah macam-macam kelompok sosial di masyarakat menurut pandangan para ahli sosiologi.
    1. Solidaritas Mekanik dan organik.
    Diperkenalkan oleh EMILE DURKHEIM bahwa kelompok manusia terbagi atas dua yaitu kelompok manusia didasarkan pada:
    a. Segi mekanik
    Merupakan bentuk naluriah yang ditentukan oleh pengaruh ikatan geografi, biogenetik dan keturunan lebih lanjut. Setiap kelompok dapat memenuhi kebutuhan tanpa bantuan dari pihak lain. Setiap anggota diikat oleh kesadaran kolektif sebagai satu kelompok dan kepercayaan yang bersifat memaksa.
    b. Segi Fungsional
    Merupakan hasil kesadaran manusia atau keinginan yang rasional. Bentuk solidaritas bersifat mengikat sehingga terbentuk ketergantungan. Pengikatan berdasarkan kesepakatan yang terjalin.
    2. Gemeinschaft dan Gesellsschaft
    Konsep ini diperkenalkan oleh ahli sosiologi dari Jerman FERDINAND TONNIES yang berpendapat kelompok masyarakat terbagi menjadi :
    a. Gemeinschaft
    Adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alamiah dan kekal, hal ini dapat terbentuk pada ikatan keturunan contohnya keluarga.
    Cirinya :
-    Intimate, artinya hubungannya menyeluruh dan mesra
-    Private, artinya hubungannya bersifat pribadi
-    Exlusive, artinya hubungannya  hanya untuk kita saja (In-Group) bukan untuk orang luar (Out-group)
    Jenis-jenis Gemeinschaft terbagi menjadi 3 yaitu:
-    Blood yaitu mengacu pada ikatan kekerabatan ( garis keturunan )
-    Place yaitu merupakan ikatan berdasarkan kedekatan tempat tinggal atau tempat bekerja.
-    Mind yaitu mengacu pada hubungan persahabatan baik karena keahlian, pekerjaan atau pandangan yang sama.
    b. Gesellsschaft
    Adalah kelompok yang didasari oleh ikatan lahiriah yang jangka waktunya terbatas, Dilandaskan oleh kepentingan : contohnya ikatan para pedagang atau pekerja, buruh yang memiliki kepentingan secara rasional.
    Perbedaan yang dapat kita simpulkan antara Gemeinschaft dengan gesellschaft
    Gemeinschaft : Individu tetap menyatu walaupun ada perbedaan kelompok.
    Gesellschaft : Walaupun menyatu tetap saja sebagai individu yang terpisah.
    3. Kelompok Primer dan Sekunder
    COOLEY DAN FARIS menyebutkan ada dua tipe kelompok dalam masyarakat, yaitu kelompok;
    a. Primer
Ditandai dengan pergaulan dan kerjasama tatap muka yang intim, ruang lingkupnya adalah keluarga, teman maupun rukun warga.
    b. Sekunder
Ditandai dengan pergaulan yang formal, tidak pribadi dan bercirikan kelembagaan, misalnya partai politik atau organisasi formal lainnya.
    4. In-Group dan out-group
Diperkenalkan oleh WILLIAM GRAHAM SUMMER yang membagi kelompok masyarakat menjadi dua yaitu:
    a. In Group
Kelompok dalam artinya hanya melibatkan dari dalam kelompoknya saja. Biasanya memiliki ciri-ciri adanya persahabatan, kerjasama, keteraturan, kedamaian, solidaritas yang tinggi.
    b. Out group
Sikap yang dilakukan terhadap kelompok lain.
Ini digunakan untuk memberikan parameter sikap solidaritas kelompok kami dan kelompok mereka, sehingga memberikan dampak perlakuan yang berbeda.
    Dalam in-group, ciri yang tampak antara lain :
o    Persahabatan
o    Kerjasama
o    Keteraturan
o    Kedamaian
o    Solidaritas yang tinggi terhadap sesama anggota kelompok (ingroup felling)
o    Menganggap kelompok sebagai pusat segala-galanya
o    Melihat mereka yang berada diluar kelompok sebagai musuh

EVALUASI KOMPETENSI SISWA 3

1.  Pengertian masyarakat multicultural adalah ………..
    a.    masyarakat yang tinggal menetap pada daerah-daerah yang terpisah antara satu dengan yang lainnya.
    b.    terdiri dari sejumlah penduduk yang sangat besar dan padat
    c.    memiliki keunikan ciri social maupun cultural
    d.    terdiri dari dua atau lebih kelompok yang hidup sendiri-sendiri
    e.    ditandai dengan adanya perbedaan lapisan social yang tajam

2.    Kecemburuan antar kelompok social merupakan akibat dari……
a.    Adanya hubungan yang tidak berimbang antar kelompok-kelompok social yang ada
b.    Kesetaraan dalam mengakomodasiakan budaya local
c.    Ketidakadilan mengakomodasikan budaya local
d.    Pengakomodasian budaya local yang berlebihan
e.    Hubungan setara antar budaya-budaya local yang ada

3.    Agar persatuan tetap terjaga, maka di Indonesia tetap menghargai perbedaan kepercayaan. Untuk itu perlu adanya………antar umat beragama.
a.    Komunikasi   
b.    Toleransi  
c.    Fanatisme
d.  Kerja sama
e.  Ibadah bersama
4.    Sikap menyadari dan menghargai bangsa yang terdiri dari berbagai suku dengan budaya masing-masing disebut………
a.    Penghargaan social
b.    Hubungan social
c.    Toleransi social
d.    Empati social
e.    Komunikasi social

5.    Di daerah lain (suku lain) sedang tertimpa musibah angin topan, kita dengan beramai-ramai memberikan bantuan kepada korban. Sikap tersebut dinamakan……..
a.    Penghargaan social
b.    Hubungan social
c.    Toleransi social
d.    Empati social
e.    Komunikasi social

6.    Kemajemukan dari berbagai suku bangsa terjadi karena…………………
a.    Adanya perbedaan bahasa dan adat istiadat
b.    Adanya perbedaan fungsi social
c.    Adanya perbedaan ciri-ciri fisik
d.    Adanya persamaan kedudukan
e.    Adanya perbedaan status hubungan


7.    Suatu sikap menilai kebudayaannya sendiri yang paling baik adalah ……
a.    Primordialisme   
b.    Etnosentrisme       
c.    Fanatisme
d.    Xenosentrisme
e.    Fedeolisme

8.    Kerugian dari ethnocentrisme adalah……
a.    Kesetabilan kebudayaan
b.    Mempertinggi semangat patriotism
c.    Nasinalisme
d.    Menimbulkan desintegrasi
e.    Memindahkan asimilasi kebudayaan

9.    Pengaruh kemajemukan masyarakat terhadap kehidupan social adalah terjadinya dua proses penting, yaitu…….
a.    Persatuan dan kesatuan
b.    Konflik dan integrasi
c.    Solidaritas dan integrasi
d.    Etnosentrisme dan konflik
e.    Interaksi an integrasi

10.    Toleransi dan interaksi dapat meredam potensi ... pada masyarakat yang majemuk.
a.    Konflik   
b.    Akulturasi   
c.    Kombinasi
d.   Akomodasi
e.   Pembauran

11.    Masyarakat Indonesia yang sangat majemuk berpotensi untuk terjadinya konflik social. Namun, hal ini jarang terjadinya karena adanya…..
a.    Toleransi dan interseksi dalam masyarakat
b.    Mediasi dan konsoliasi dalam masyarakat
c.    Konsolidasi dan interseksi di masyarakat
d.    Stalemente dan interseksi di dalam masyarakat
e.    Akomodasi dan interseksi yang seimbang

12.    Pengertian dari etnosentrisme adalah ……….
a.    Selalu melihat kebudayaan orang lain dari segi jelek
b.    Selalu menganggap kebudayaan orang lain lebih jelek
c.    Selalu menganggap kehidupan golongan lebih baik
d.    Selalu mengangap kebudayaan sendiri lebih rendah dari pada kebudayaan orang lain
e.    Selalu mempertahankan kebudayaan yang dibawa dari kecil

13.    Kemajemukan masyarakat dapat menimbulkan konflik politik berupa…………
a.    Dominasi majikan terhadap buruh
b.    Pembunuhan yang sadis
c.    Aksi protes dan unjuk rasa
d.    Perkelahian antar pelajar
e.    Penculikan anak orang kaya

14.    Bangsa Indonesia bangga atas keramahtamahan dan kegotoroyongannya sementara bangsa Amerika bangga akan kekayaannya. Pernyataan tersebut merupakan contoh……………
a.    Chauvinism               
b.    Sukuisme             
c.  Primordialisme
  d.  nasionalisme
  e.  sukuisme

15.    Sikap membanggakan sesuatu yang berasal dari daerah asalnya merupakan………….
a.    etnosentrisme       
b.    Sukuisme       
c.    Nasionalisme
d.    chauvinisme
e.    primordialisme

16.    Dampak negative primordialisme yaitu……
a.    Meneguhkan cinta tanah air
b.    Menghambat proses asimilasi dan integrasi
c.    Mempertinggi kesetiaan terhadap bangsa
d.    Menambah semangat patriotism
e.    Menjaga keutuhan budaya

17.    Dampak negative etnosentrisme yaitu…..
a.    Meneguhkan cinta tanah air
b.    Kesetiaan terhadap bangsa
c.    Menjaga keutuhan budaya
d.    Menambah semangat patriotism
e.    Menghambat proses asimilasi kelompok berbeda

18.    Salah satu pengaruh primordialisme terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu……
a.    Mendorong proses integrasi Nasional
b.    Menghambat proses integrasi Nasional
c.    Menghilangkan sentimen kedaerahan
d.    Mempertajam perbedaan pandangan
e.    Majemuk segmentasi

19.    Ciri-ciri kas Kaukosid yaitu………
a.    Hidung mancung
b.    Rambut keriting
c.    Kulit sawo matang
d.    Bibir tebal
e.    Mata sipit

20.    Kelompok dalam (in-group) mempunyai cirri-ciri sebagai berikut kecuali……
a.    Persahabatan
b.    Kerja sama
c.    Keteraturan
d.    Kedamaian
e.    Keikhlasan

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

1.    Jelaskan 4 perbedaan antara Kelompok social dan Kerumunan ?
2.    Jelaskan definisi masyarakat Multikultural menurut Nasikun ?
3.    Sebutkan 4 ciri-ciri Keaneka ragaman masyarakat menurut Cliffort Geertz ?
4.    Sebutkan 4 faktor penyebab munculnya masyarakat multicultural di Indonesia ?
5.    Sebutkan ciri-ciri Ras Negroid ? beri contoh masyarakat dengan Ras Negroid ?
6.    Jelaskan pengertian Gemeinschaft dan ciri-cirinya dan jenisnya ?
7.    Jelaskan pengertian Etnosentrisme ?
8.    Jelaskan yang dimaksud dengan kelompok Sekunder ? berikan satu contoh ?
9.    Jelaskan pengertian manusia dilihat dari segi mekanik ?
10.     Jelaskan pengertian In Group dan sebutkan ciri-ciri yang tampak ?







1 komentar:

  1. Info yang sangat penting nih mas bro,
    terima kasih atas artikelnya
    berkunjung balik yah...
    Balas
> Hanya menerima komentar yang berhubungan dengan artikel, atau berupa kritik dan saran yang berhubungan dengan Blog ini.
> Komentar Sara, Spam, Link atau Anonim tidak diizinkan.
> Setiap komentar yang masuk akan saya approve kecuali komentar yang menyalahi aturan.
> Terima kasih telah berkunjung di Blog sederhana ini. Salam sukses..!

Stratifikasi Sosial dan Contoh permasalahannya !


Stratifikasi Sosial
I.                   Pengantar

Stratifikasi sosial adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara bertingkat. Yaitu mempunyai tingkatan dari yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi. Stratifikasi sosial dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1.      Stratifikasi sosial tertutup.
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.
2.      Stratifikasi sosial terbuka.

Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain.
Dan dua macam stratifikasi tersebut mempunyai tingkatan masing – masing seperti:

1.      Stratifikasi sosial secara tertutup :
a.       Brahmana (tertinggi)
b.      Ksatria                        
c.       Waisya                                   
d.      Sudra
e.       Paria

2.      Stratifikasi sosial terbuka :
a.       Kekayaan
Kekayaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, pa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.

b.      Kekuatan
      Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan.

c.       Kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur. 

d.      Ilmu pengetahuan
     Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang.

II.                Pembahasan.

Ada suatu masalah yang ingin saya angkat dalm hal stratifikasi sosial ini yaitu suatu contoh yang saya dapat dari salah satu teman saya yang pernah tinggal di dalam  sel tahananan (BUI) mengalami hal yang sangat menyedihkan. Menurutnya di dalam tahanan lebih sadis dari pada berada di jalanan yang lebih banyak penjahat. Karena di dalam sel terdapat tingkatan – tingkatan yang terjadi , seharusnya mereka memiliki hak yang sama, tetapi bukan itu yang di dapat. Di dalam sel ada tingkat ter tinggi, yaitu untuk orang - orang yang mempunyai kekayaan yang berlebih, kelas menengah merupakaan kelas bagi orang –orang yang mempunyai kekuasaan yang besar di dalam tahanan (biasa kita sebut preman).
Sedangkan yang paling rendah adalah bagi orang – orang yang tidak mempunyai apa-apa atau orang biasa. Orang biasa inilah yang menjadi korban oleh orang – orang atau kelompok –kelompok yang mempunyai kekuasaan dan kekayaan. Mereka sering disiksa, dipukuli, bahkan menjadin korban sodomi. Hal inilah yang terjadi akibat adanya stratifikasi sosial yang sebenarnya dapat di hilangkan dengan dibuatnya peraturan yang tegas. Bukan peraturan yang dapat dibeli atau dipermainkan.

III.             Analisa.

Dari permasalahan di atas merupakan contoh akibat dari adanya suatu stratifikasi sosial yang terjadi di dalam tahanan / penjara. Yang merupakan salah satu dari stratifikasi sosial terbuka. Seharusnya hal tersebut tidak boleh terjadi di lembaga peradilan kita. Karena keadilan harus ditegakkan dan lembaga tersebut merupakan lembaga yang seharusnya ditegakkan bukaanya menjadi tempat untuk terbentuknya stratifikasi sosial di dalamnya. Oleh karena itu penegak hukum maupun hukum itu sendiri harus melakukannya dengan benar dan bertindak dengan jelas. Bukan seperti yang seharusnya terjadi. ini adalah perbedaan yang terjadi antara kelas tinggi dengan kelas rendahan .






 di atas merupakan sel tahanan bagi orang yang mempunyai kelas rendah, sedangkan ini merupakan sel tahanan bagi orang yang mempunyai kelas tinggi .


Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Proses Mobilitas Sosial

Proses Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial merupakan fenomena umum yang sering terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat. Melalui mobilitas inilah keadaan masyarakat menjadi semakin dinamis dan bukan statis. Perpindahan mampu memberikan dorongan masyarakat untuk terus maju mencapai suatu tingkatan yang dikehendaki. Terjadinya suatu gerak sosial bukan merupakan sebuah fakta yang begitu saja, namun membutuhkan proses yang cukup lama. Selain itu, terjadinya gerak sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor pendorong yang tentunya mampu membawa individu ke suatu perpindahan. Lantas, bagaimana proses terjadinya mobilitas sosial?
1. Proses Terjadinya Mobilitas Sosial
Terjadinya mobilitas sosial berkaitan erat dengan hal-hal yang dianggap berharga di masyarakat. Oleh karena itu, kepemilikan atas hal-hal tersebut akan menjadikan seseorang menempati posisi atau kedudukan yang lebih tinggi. Akibatnya, dalam masyarakat terdapat penggolongan yang mempengaruhi struktur sosial. Hal-hal tersebut antara lain kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan (Soerjono Soekanto : 1987).
a. Kekayaan
Barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, maka orang tersebut akan termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan dapat dilihat dari bentuk rumah, kendaraan pribadi, cara berpakaian, dan lain-lain.
b. Kehormatan
Ukuran kehormatan, mungkin terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati akan mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Pada umumnya, mereka terdiri atas golongan tua atau pernah berjasa besar kepada masyarakat.
c. Kekuasaan
Barang siapa memiliki kekuasaan dan wewenang terbesar, maka ia akan menempati lapisan yang tertinggi. Dengan menyelesaikan aktivitas ini, berarti kalian telah mampu membedakan setiap jenis dan bentuk mobilitas sosial.
d. Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan dipakai sebagai ukuran dalam pelapisan sosial oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat yang negatif, karena ternyata bukan mutu ilmu pengetahuan yang kemudian dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaanlah yang dijadikan ukuran. Hal ini mengakibatkan muncul usaha-usaha untuk mendapatkan gelar meskipun dengan cara yang tidak halal. Hal-hal tersebut yang menjadikan pelapisan sosial muncul dalam masyarakat. Sebagai contohnya, dalam masyarakat yang menghargai kekayaan material, maka semakin banyak kekayaan material yang dimilikinya semakin membuat seseorang menempati posisi yang tinggi.
Dalam setiap lapisan masyarakat terdapat hak-hak dan kewajiban yang harus dilakukan. Oleh karena itu, setiap masyarakat harus menempatkan individu pada tempat-tempat tertentu dalam struktur sosial dan mengharuskan mereka untuk melakukan apa yang menjadi kewajibannya. Individu bersedia melaksanakan kewajiban sesuai dengan posisinya, maka masyarakat memberikan balas jasa yang berupa pangkat dan kedudukan. Ketika individu melakukan kewajibannya, secara langsung individu tersebut mendapat hak-hak yang biasanya akan mempermudah kehidupannya. Hak-hak dan kewajiban individu dalam suatu masyarakat tergantung pada penempatan individu itu dalam pelapisan masyarakat.
Semakin tinggi kedudukan sosial seseorang dalam pelapisan masyarakat, maka hak-hak yang diperolehnya semakin mempermudah kehidupannya. Contoh, anggota DPR, dengan menduduki jabatan tersebut individu akan memperoleh hak-hak tertentu yang akan mempermudah kehidupannya. Oleh karena itu, banyak orang berlomba-lomba mencapai posisi teratas. Namun demikian, untuk mencapai kedudukan sosial tertinggi dibutuhkan kemampuan dan juga kerja keras. Tidak banyak individu yang dapat memenuhi syarat.
Bahkan hanya segolongan kecil dalam masyarakat. Oleh sebab itu, pada umumnya jumlah warga lapisan atas (upper class) tidak terlalu banyak apabila dibandingkan dengan lapisan menengah (middle class) dan lapisan bawah (lower class). Lapisan sosial tersebut terlihat dalam skema di samping. Pada umumnya, golongan yang berada dalam lapisan atas, dianggap memiliki kedudukan tinggi yang bersifat kumulatif. Artinya mereka yang memiliki banyak harta akan mudah memperoleh kekuasaan atau kehormatan.

Selamat Datang di Blog kami

Semoga Anda mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dengan blog kami

Rabu, 27 Januari 2010

Mobilitas Sosial Intra generasi dan antar generasi.

Seringkali ada suatu pertanyaan yang mungkin para pengajar Sosiologi jumpai yakni mengenai mobilitas sosial intra generasi dan antar generasi.
Membedakannya sebenarnya mudah: yakni mobilitas sosial intra generasi adalah mobilitas yang terjadi dalam satu generasi, atau ada literature yang mengatakan bahwa mobilitas social yang terjadi sepanjang hidup seseorang. Contoh: Pak Joko yang semula guru, kemudian menjadi kepala sekolah kemudian menjadi pengawas dan terakhir menjabat Kepala Dinas Pendidikan.
Sedangkan mobilitas antar generasi bisa diterjemahkan sebagai mobilitas yang terjadi antara dua generasi atau lebih. Misalnya Bapak Joko profesinya petani kecil. Anak-anaknya sukses menjadi pejabat di pemerintahan, di sini bisa dilihat ada mobilitas social yang dialami Bapak Joko selaku generasi pertama dengan anak-anaknya selaku generasi kedua.
Nah, semoga tulisan ini bisa membantu pembaca khususnya siswa danguru Sosiologi tentang perbedaan antara mobilitas intra dan antar generasi.

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Mobilitas Sosial Horizontal

Untuk mendeskripsikan perubahan struktur sosial dalam dimensi horizontal dapat dilihat dari mobilitas sosial horizontal, yaitu yang menyangkut perpindahan antarkedudukan yang sejajar, perubahan antarwilayah yang sejajar, atau sebaliknya. Dalam dunia kepegawaian mobilitas horizontal ini sering dilakukan secara periodik untuk mencapai peningkatan kinerja bagi para pegawainya.
  • Tujuan Mobilitas Sosial Horizontal

  1. Untuk meningkatkan kegairahan kerja dengan melalui pergantian atau variasi orang atau wilayah yang berbeda-beda.
  2. Untuk meningkatkan produktivitas kerja sekaligus menghindari penyimpangan-penyimpangan terhadap komunitas wilayah yang lama.
  3. Untuk mendewasakan kemampuan seorang pejabat dalam mengatasi macam-macam bentuk karakter wilayah.
  • Macam-Macam Mobilitas Sosial Horizontal

Beberapa tipe gerak mobilitas sosial horizontal, antara lain sebagai berikut.

1) Mobilitas Sosial Antarwilayah (Geografis)
Mobilitas sosial antarwilayah pada hakikatnya adalah semua bentuk perubahan atau perpindahan status oleh individu atau kelompok individu dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Peristiwa perpindahan status ini dapat terjadi setiap saat, manakala terjadi perombakan sistem kebijakan dalam suatu struktur masyarakat yang disebabkan karena faktor-faktor ideologi, faktor politik dan ekonomi, maupun faktor-faktor sosial budaya.

Dalam struktur organisasi baik struktur organisasi pemerintah maupun swasta istilah mobilitas sosial antarwilayah dikenal dengan nama rolling job yaitu perpindahan job atau jabatan yang sejajar tetapi berbeda wilayahnya. Ini mutlak harus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan kinerja suatu organisasi. Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan mobilitas sosial berikut ini.

Dari bagan mobilitas antarwilayah di atas, dapat dilihat bahwa mobilitas sosial yang terjadi hanya merupakan pergeseran daerah saja. Dengan demikian melalui mobilitas sosial antarwilayah kita dapat menyesuaikan diri dengan baik.

2) Mobilitas Sosial Antargenerasi
Mobilitas sosial antargenerasi merupakan salah satu bentuk dari mobilitas sosial horizontal yang meliputi satu lingkungan genealogis, sehingga terjadi peralihan generasi yang satu terhadap generasi yang lain. Berdasarkan struktur generasinya, mobilitas sosial akan menimbulkan perubahan kedudukan dari generasi tua ke generasi muda bahkan ke generasi berikutnya. Generasi yang menggambarkan perubahan kedudukan dari generasi yang pertama, generasi yang kedua, dan generasi yang ketiga seperti ini dinamakan mobilitas sosial antargenerasi.

Pada dasarnya mobilitas sosial antargenerasi adalah perpindahan social dari suatu generasi ke generasi berikutnya atau perpindahan kedudukan dan peran sosial dari generasi tua ke generasi muda. Mobilitas social antargenerasi ini sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang terjadi pada pergantian generasi tentang kepemimpinan nasional Negara kita, pergantian pimpinan, dan pergantian jabatan dari generasi tua ke generasi berikutnya.

Untuk mengetahui perkembangan suatu generasi, apakah mengalami peningkatan atau justru mengalami penurunan maka dapat dilihat melalui mobilitas antargenerasi tersebut. Melalui mobilitas antargenerasi ini kita tidak hanya memandang bahwa pelaku yang memiliki kedudukan selalu sama orangnya melainkan adalah anak keturunannya. Dalam kehidupan sehari-hari mobilitas sosial antargenerasi ada kecenderungan naik walaupun bagi generasi-generasi tertentu justru mengalami penurunan kualitas dari masing-masing generasi.

Apabila kita perhatikan dalam kehidupan sekarang, mobilitas social antargenerasi sering kita temui, seperti pada pergantian suatu jabatan organisasi, lembaga sosial, atau kepemimpinan nasional (presiden). Pergantian tersebut berjalan secara estafet dari generasi ke generasi berikutnya. Dengan demikian mobilitas sosial antargenerasi merupakan peristiwa sosial secara alamiah dari suatu sistem kemasyarakatan yang menunjukkan adanya dinamika sosial dari keseluruhan struktur social kemasyarakatan.

Hal yang menarik untuk dikaji secara sosiologis adalah sejauh mana prestasi sosial atau generasi sebagai angkatan kerja baik atau turun dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Dengan kata lain, adakah perbedaan status seorang anak sebagai kepala rumah tangga dengan status ayahnya sebagai kepala rumah tangga?

Untuk mengetahui sejauh mana posisi atau generasi naik atau turun dibandingkan dengan generasi pendahulunya diperlukan penelitian yang cermat. Apabila generasi sekarang tetap menempati posisi yang sama seperti generasi pendahulunya berarti tidak ada mobilitas antargenerasi. Misal, keluarga ayah petani begitu pula keluarga anak dan keluarga cucu.

Bagan Mobilitas Sosial Horizontal


Dengan memerhatikan bagan mobilitas sosial horizontal di atas maka jelaslah bahwa perubahan kedudukan yang terjadi adalah mendatar dalam arti tidak naik dan tidak turun, tetapi dari bidang atau wilayah yang satu ke bidang atau wilayah yang lain. Perubahan ini tentu akan mengakibatkan adanya penyesuaian dan koordinasi yang berbeda mengingat tiap-tiap wilayah atau tiap-tiap bidang pekerjaan memiliki karakteristik sendiri-sendiri.

Dari bagan mobilitas antargenerasi di atas kita dapat mengetahui bahwa:
  1. pelaku yang memegang kedudukan berbeda yaitu dari seorang kakek, kepada anak dan kepada cucu dan
  2. melalui mobilitas antargenerasi ini dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan dari suatu generasi.

Cara Belajar, Berprestasi Di Sekolah, Ayo Sekolah, Ilmu Teknik, Cara Mudah Belajar, Sekolah Dasar, Rajin Pangkal Pandai, Mari Belajar, Sekolah Untuk Semua, Bangku Sekolah
Ping your blog, website, or RSS feed for Free

 
4
Sosiologi SMA/MA Kelas XI 
struktur itu dianggap sesuai oleh warga masyarakat. Sungguh sangat sulit untuk dibayangkan, bagaimana proses itu berlangsung dari awal hingga tahap akhir.Namun demikian secara ringkas proses itu dapat diuraikan sebagai berikut.
a.Tahap Awal
Tahap awal dari proses terbentuknyastruktur sosial masyarakat, secaramendasar bersamaan dengan prosesterbentuknya masyarakat tersebut. Padaawalnya ketika manusia masih hidupberpindah-pindah dan bergerombolmembentuk kelompok-kelompok etnis,struktur sosial seolah-olah hanya berfungsisebagai sarana pembagian tugas untuk menyelenggarakan kehidupan bersamadalam kelompok itu.Proses awal ini terus-menerus meng-alami perkembangan, sehingga masya-rakat tersebut menjadi suku bangsa dalam jumlah besar dan bahkan menjadibangsa yang besar. Dalam tahap awal, struktur sosial telah terbentuk sebagaisarana pengaturan tata hubungan antarindividu dalam masyarakat. Masyarakatterus-menerus mengalami perubahan yang disebabkan oleh pengaruh internmaupun pengaruh ekstern. Perubahan ini dapat menimbulkan inkulturasi(pembudayaan) untuk mengakomodasi keadaan yang muncul atau dapatmenimbulkan destrukturasi akibat adanya pergolakan ataupun revolusi sosial. Disinilah struktur sosial akan bergerak dan berubah menuju perkembangan yanglebih baik. Struktur sosial ini berisi susunan kedudukan dan peran orang-orangdalam masyarakat baik dalam dimensi vertikal maupun dalam dimensi horizontal.
b.Tahap Perkembangan
Pada dasarnya struktur sosial suatumasyarakat akan terus mengalamiperkembangan, karena mendapatkanmasukan atau pengaruh dari struktur-struktur masyarakat yang lain. Masukandan pengaruh tersebut memungkinkanterjadinya adopsi dari struktur masyarakat yang satu terhadap struktur masyarakat yang lain. Proses perubahan ini me-mungkinkan terjadinya kesesuaian yanglebih baik dan yang sesuai dengan tingkatperadaban masyarakat. Struktur sosialsuatu masyarakat senantiasa mengalamiperkembangan sejalan dengan perkem-bangan tingkat peradaban masyarakat itu
Sumber: Indonesian Heritage dan dokumentasi Haryo 
Gambar 1.2
Perkembangan masyarakat kearah yang lebih maju adalah contoh dari prosesberkembangnya struktur sosial masyarakat.
Sumber: Encarta encyclopedia, 2006 
Gambar 1.1
Kehidupan di kelompok sukuatau etnis tertentu adalah contoh prosespembentukan struktur sosial tahap awal.Gambar 1.1 ditambah gambarkehidupan sebuah suku/kelompok etnis tertentu
 
Struktur Sosial 
5
sendiri. Dengan demikian ada kecenderungan untuk berubah dalam rangkamemperoleh efisiensi dan efektivitas sebagai sarana pengaturan sistem tatahubungan dalam masyarakat.Contoh perubahan dari tahap awal ke tahap perkembangan adalah padamasyarakat yang berbudaya primitif, kehidupan berkelompok merupakankebutuhan bersama yang berproses secara alamiah untuk bertahan hidup. Disinilah awal tumbuhnya struktur sosial yang berdasar hukum alam. Makinberkembangnya peradaban masyarakat yang didukung oleh kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi menyebabkan masyarakat juga mengalamiperkembangan ke arah struktur sosial yang lebih efektif. Dalam prosesperkembangan struktur sosial inilah terjadi pula proses perubahan danpenyempurnaan secara hierarki, baik dalam pembagian status dan peranmaupun dalam struktur kekuasaan dan wewenang. Contoh, negara Indonesiatelah mengalami perubahan struktur sosial dalam pengaturan kekuasaan dan wewenang, yaitu dari sistem feodalisme, sistem kolonialisme, dan sistemdemokrasi yang berkembang hingga sekarang.Perubahan-perubahan struktur sosial ini dipengaruhi oleh beberapa faktorantara lain sebagai berikut.
1)Faktor Interna
Kondisi-kondisi dari dalam masyarakat baik kondisi fisik maupun kondisi-kondisi sosial budaya dapat diartikan sebagai faktor-faktor internal yang dapatmemengaruhi perkembangan struktur sosial suatu masyarakat. Kondisi-kondisi itu antara lain:a)adanya dorongan untuk lebih memenuhi kebutuhan sesuai denganperkembangan zaman yang ada,b)adanya penemuan baru yang dirasa lebih cocok dan lebih efektif, danc)adanya gerakan sosial yang dimotori oleh tokoh-tokoh masyarakat dandidukung oleh masyarakat luas.
2)Faktor Eksterna
Kondisi eksternal adalah semua kondisi yang berasal dari luar masyarakat.Kondisi ini dapat diperoleh melalui proses hubungan timbal balik antaramasyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya yang berlangsung secaraintensif. Kondisi ini sangat memungkinkan terjadinya asimilasi dan akulturasibudaya. Adapun faktor-faktor eksternal tersebut antara lain sebagai berikut:a)adanya keinginan untuk meniru kebudayaan masyarakat lain yang dirasalebih cocok danb)adanya penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan yangterjadi pada lingkungan alam.
c.Tahap Akhir
Sesungguhnya proses perubahan struktur sosial suatu masyarakat bolehdikatakan tidak mengalami awal dan akhir. Struktur sosial secara fungsionaldikatakan memasuki tahap akhir apabila struktur sosial tersebut implementasinya
 
6
Sosiologi SMA/MA Kelas XI 
telah membentuk keharmonisan tata hubungan antarkomponen masyarakat didalamnya. Contoh bentuk struktur tahap perkembangan dan tahap akhir adalahdalam struktur sosial pemerintahan Indonesia di awal kemerdekaan mengalamiperkembangan dari sistem pemerintahan orde lama, pemerintahan orde baru,dan berkembang menjadi pemerintahan era reformasi yang dianggap memilikinilai-nilai struktur sosial yang sesuai dengan undang-undang dan harapanmasyarakat.Tanda-tanda bahwa suatu struktur sosial telah memasuki tahap akhir, antaralain sebagai berikut.1)Struktur sosial itu telah disepakati oleh kalangan masyarakat luas.2)Struktur sosial itu telah dipakai dalam suatu kurun waktu dan berdasarkanpengalaman telah terbukti memiliki fungsi yang efektif dan memberikankontribusi dalam tata hubungan antarindividu dalam masyarakat.3)Struktur sosial tersebut telah menjadi satu dengan budaya masyarakat, bahkantelah mengakar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.4)Struktur sosial tersebut dipandangtelah sesuai, sehingga masyarakat ber-usaha untuk mempertahankan struk-tur sosial tersebut.5)Struktur sosial akan terus diperta-hankan karena telah menjadi ciri khasmasyarakat tersebut, sehinggamemberikan warna yang berbeda darimasyarakat yang lain. Apabila kita perhatikan struktur sosialpada masyarakat modern seperti sekarangini, maka bangunan abstrak masyarakat kitasekarang ini sangat kompleks dilihat darihierarki kekuasaan, hierarki ekonomi,maupun hierarki sosial budaya. Pada dasar-nya proses terbentuknya struktur sosialsuatu masyarakat tidak pernah berakhir,sebab aktivitas dan perubahan-perubahandi dalam masyarakat terus-menerus meng-alami perubahan dan perkembangan. Padahakikatnya struktur sosial dikatakan telahberakhir prosesnya pada saat anggotamasyarakat telah memandang baik dancocok terhadap struktur sosial yang dimiliki-nya, sehingga tidak lagi ada proses peru-bahan dalam struktur sosial tersebut.
Sumber: Gatra, 29Januari 2005 
Gambar 1.3
Perkembangan masyarakat darimasa orde lama ke orde baru dan akhirnyasampai era reformasi, merupakan prosesberlangsu