Rabu, 20 Februari 2013

Proses Mobilitas Sosial

Proses Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial merupakan fenomena umum yang sering terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat. Melalui mobilitas inilah keadaan masyarakat menjadi semakin dinamis dan bukan statis. Perpindahan mampu memberikan dorongan masyarakat untuk terus maju mencapai suatu tingkatan yang dikehendaki. Terjadinya suatu gerak sosial bukan merupakan sebuah fakta yang begitu saja, namun membutuhkan proses yang cukup lama. Selain itu, terjadinya gerak sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor pendorong yang tentunya mampu membawa individu ke suatu perpindahan. Lantas, bagaimana proses terjadinya mobilitas sosial?
1. Proses Terjadinya Mobilitas Sosial
Terjadinya mobilitas sosial berkaitan erat dengan hal-hal yang dianggap berharga di masyarakat. Oleh karena itu, kepemilikan atas hal-hal tersebut akan menjadikan seseorang menempati posisi atau kedudukan yang lebih tinggi. Akibatnya, dalam masyarakat terdapat penggolongan yang mempengaruhi struktur sosial. Hal-hal tersebut antara lain kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan (Soerjono Soekanto : 1987).
a. Kekayaan
Barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, maka orang tersebut akan termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan dapat dilihat dari bentuk rumah, kendaraan pribadi, cara berpakaian, dan lain-lain.
b. Kehormatan
Ukuran kehormatan, mungkin terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati akan mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat tradisional. Pada umumnya, mereka terdiri atas golongan tua atau pernah berjasa besar kepada masyarakat.
c. Kekuasaan
Barang siapa memiliki kekuasaan dan wewenang terbesar, maka ia akan menempati lapisan yang tertinggi. Dengan menyelesaikan aktivitas ini, berarti kalian telah mampu membedakan setiap jenis dan bentuk mobilitas sosial.
d. Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan dipakai sebagai ukuran dalam pelapisan sosial oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi, ukuran tersebut kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat yang negatif, karena ternyata bukan mutu ilmu pengetahuan yang kemudian dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaanlah yang dijadikan ukuran. Hal ini mengakibatkan muncul usaha-usaha untuk mendapatkan gelar meskipun dengan cara yang tidak halal. Hal-hal tersebut yang menjadikan pelapisan sosial muncul dalam masyarakat. Sebagai contohnya, dalam masyarakat yang menghargai kekayaan material, maka semakin banyak kekayaan material yang dimilikinya semakin membuat seseorang menempati posisi yang tinggi.
Dalam setiap lapisan masyarakat terdapat hak-hak dan kewajiban yang harus dilakukan. Oleh karena itu, setiap masyarakat harus menempatkan individu pada tempat-tempat tertentu dalam struktur sosial dan mengharuskan mereka untuk melakukan apa yang menjadi kewajibannya. Individu bersedia melaksanakan kewajiban sesuai dengan posisinya, maka masyarakat memberikan balas jasa yang berupa pangkat dan kedudukan. Ketika individu melakukan kewajibannya, secara langsung individu tersebut mendapat hak-hak yang biasanya akan mempermudah kehidupannya. Hak-hak dan kewajiban individu dalam suatu masyarakat tergantung pada penempatan individu itu dalam pelapisan masyarakat.
Semakin tinggi kedudukan sosial seseorang dalam pelapisan masyarakat, maka hak-hak yang diperolehnya semakin mempermudah kehidupannya. Contoh, anggota DPR, dengan menduduki jabatan tersebut individu akan memperoleh hak-hak tertentu yang akan mempermudah kehidupannya. Oleh karena itu, banyak orang berlomba-lomba mencapai posisi teratas. Namun demikian, untuk mencapai kedudukan sosial tertinggi dibutuhkan kemampuan dan juga kerja keras. Tidak banyak individu yang dapat memenuhi syarat.
Bahkan hanya segolongan kecil dalam masyarakat. Oleh sebab itu, pada umumnya jumlah warga lapisan atas (upper class) tidak terlalu banyak apabila dibandingkan dengan lapisan menengah (middle class) dan lapisan bawah (lower class). Lapisan sosial tersebut terlihat dalam skema di samping. Pada umumnya, golongan yang berada dalam lapisan atas, dianggap memiliki kedudukan tinggi yang bersifat kumulatif. Artinya mereka yang memiliki banyak harta akan mudah memperoleh kekuasaan atau kehormatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar